Sunday, March 16, 2008

OST Ayat Ayat Cinta (Lyrics)

Ini adalah kumpulan lirik soundtrack film Ayat Ayat Cinta. Udah hampir dua bulan dengerin ini lagu ngga ada bosen bosenya. Apalagi lagu yang judulnya " Takdir Cinta" yang dinyanyiin oleh Rossa..duuuh.. cakep banget ini lagu.. Simak aja liriknya.
Sayang sekali, berhubung dapat lagunya dari MP3 bajakan yang belinya di lapak depan Masjid Astra, satu albumnya jadi ngga' lengkap. Dari 12 Lagu yang ada cuma 10 lagu :-(. Yaaa..namanya juga bajakan. :D


Ayat Ayat Cinta by Rosa

desir pasir di padang tandus
segersang pemikiran hati
terkisah ku di antara cinta yang rumit

bila keyakinanku datang
kasih bukan sekadar cinta
pengorbanan cinta yang agung
ku pertaruhkan

reff:
maafkan bila ku tak sempurna
cinta ini tak mungkin ku cegah
ayat-ayat cinta bercerita
cintaku padamu
bila bahagia mulai menyentuh
seakan ku bisa hidup lebih lama
namun harus ku tinggalkan cinta
ketika ku bersujud

bila keyakinanku datang
kasih bukan sekedar cinta
pengorbanan cinta yang agung
ku pertaruhkan

repeat reff
ketika ku bersujud


Takdir Cinta by Rosa

ku tutup mataku
dari semua pandanganku
bila melihat matamu
ku yakin ada cinta
ketulusan hati yang mengulir lembut

penguasa alam tolonglah pegangi aku
biar ku tak jatuh pada sumur dosa
yang terkutuk dan menyesatkan cintaku

reff:
andaikan ku bisa lebih adil
pada cinta kau dan dia
aku bukan nabi yang bisa sempurna
ku tak luput dari dosa

biarlah ku hidup seperti ini
takdir cinta harus begini
ada kau dan dia bukan ku yang mau
oh Tuhan tuntunlah hatiku

penguasa alam tolonglah pegangi aku
biar ku tak jatuh pada sumur dosa
yang terkutuk dan menyesatkan cintaku

repeat reff


Jalan Cinta by Sherina

Semua resah hati manusiamu
Untuk membagi kisah atas nama cinta
Butir air mata di setiap sujudmu seperti tak pernah cukup untuk menjagaku
Jangan butakan hati menjadi cinta yang semu....oo... Cinta yang semu

Kau hembuskan ayat-ayat cinta untukku
Di sela doa dalam malam-malam yang sunyi
Ampun yang engkau pinta dalam semua keraguan yg tlah meliputi jiwamu
Semoga akan membawa cintamu

Pada diriku dalam jalan dan ridho-Nya
Jangan butakan hati menjadi cinta yang semu...oo... Cinta yang semu

Kau hembuskan ayat-ayat cinta untukku
Di tengah terik matahari dan dinginnya malam
Kau panjatkan ayat-ayat cinta pada-Nya
Melindungi dan menjaga kisah cinta kita...

Read more.....

Monday, March 3, 2008

Ayat Ayat Cinta (The Movie)


Minggu, 2 Maret 2008 di Setiabudi 21

Setelah menunggu selama 74 hari sejak tanggal 19 Desember 2007, akhirnya kesampaian juga nonton Film yang dikabakarkan fenomenal ini.
Ayat ayat cinta..Itulah judul filmnya. Film yang diproduseri oleh MD entertainment dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diadopsi dari Novel Best Seller "Ayat Ayat Cinta" karya Habiburrahman El-Shirazy.

Novel ini adalah Novel yang pertama kali aku baca seumur hidupku. Dari dulu aku ngga' pernah suka ama yang namanya Novel.
Bagiku, baca novel adalah hobi anak cewek...
Kontras banget dengan Hobiku yang kebanyakan adalah hobi ekstrim.
Semua pandanganku tentang novel berubah 180 derajat setelah aku dihadapkan pada sebuah buku setebal 312 halaman, dengan setting cover warna kuning keemasan dengan gambar seorang wanita memakai niqob / cadar.
Buku itulah yang kemudian menjadi Best Seller dan Buku fenomenal di kalangan anak muda Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.
Buku itulah yang kemudian mempengaruhi perjalanan hidupku dan seperempat jiwaku. Selain aku jadi ketagihan membaca novel2 yang bernuansa islami, aku juga mendapat media dakwah yang baru. Buku itulah yang kemudian memberiku beberapa inspirasi dalam kehidupanku.

Akhir tahun 2007, tersiar kabar kalo Novel Ayat Ayat Cinta mau di filmkan. Pemutaran pertama tanggal 19 Desember 2007. Pertama kali aku ngga' begitu tertarik dengan kabar tersebut. Baru setelah di Milist2, Forum dan Blog, banyak orang yang membicarakanya, aku jadi penasaran dan pengin lihat kaya apa sih hasil filmnya??
Waktu menunggu film dibarengin dengan penundaan pemutaranya. Dengan sabar aku menunggu tapi tidak mengharapkan yang berlebihan sampai aku dapatkan sebuah schedule pemutaran resmi yaitu tanggal 28 February 2008.
Detik2 menjelang pemutaran di bioskop2, diawali dengan diskusi yang seru diberbagai milist, forum, TV, radio dan surat kabar.
apalagi setelah thriller-nya tersebar dimana, dilihat dari pemain2nya, setting dan cuplikan dialognya, orang2 mulai mengeluarkan komentarnya masing2. Ada yang pesimis, optimis dan ada yang biasa aja (aku contohnya).

Tanggal 19 Februari adalah pemutaran perdana atau premier di XXI Plaza Senayan. Sejak premier, mulai banyak orang yang bercerita tentang film tersebut, ada yang menjelaskan alur2nya secara detail, ada yang mengkritik dan ada yang memujinya habis2an.
Aku mulai bingung sendiri, dan bertanya2, Film ini bagus ga sih??
Tapi dalam hati kecilku, aku tetep yakin film ini akan memuaskanku. Soalnya aku bandingkan aja film Ayat Ayat Cinta ini dengan Film Indonesia sekarang, isinya nora' semua, ga ada unsur entertaintment & education sama sekali.

Hari demi berlalu dengan biasa tanpa keinginan yang kuat untuk menonton film ini.
Akhirnya tanggal 2 Maret 2008, untuk pertama kali aku menginjakkan kaki di Setiabudi Building, tepatnya di Setiabudi 21 di jl Rasuna Said ato di daerah kuningan. Setelah rame2 ama temen2 dan bermodalkam mobil pool kantor di hari minggu,
akhirnya kita berburu studio film yang belum pernah aku kunjungi dan memutar film Ayat Ayat Cinta dengan waktu yang tepat (tidak terpotong Waktu Sholat).

Pencarian dimulai di Planet Hollywood (PH) di Jl. gatot Subroto. Tepat jam 13.00 aku tiba di PH. MasyaAllah, Tiket untuk pemutaran jam 15.30 sudah habis terjual.
Akhirnya perburuan dilanjutkan di Setiabudi. Alhamdulillah sepi banget, suasananya bener beda ama yang di PH. Disini kelihatan exclusive dan tenang. Kita dapat tiket jam 14.30.
Setelah menunggu ngga' beberapa lama akhirnya aku masuk studio dan ada perasaan plong.. Akhirnya punya tempat nonton baru dan dapat nonton Film yang katanya "Fenomenal"...

Film diawali dengan instrument musik padang pasir yang ngga' asing lagi, coz scene instrument itu ditampilin di thrillernya juga.
Scene selanjutnya adalah kegaduhan di Flatnya Fahri dkk dan maria. Di adegan tersebut aku terpana oleh kecantikan seorang Maria (Clarissa Putri)..Remind me for someone.
Adegan demi adegan terus berlanjut sampai akhirnya ketemu dengan beberapa tooh yang ada di Novel mulai dari Syeh Ustman, Nurul, Noura, Bahadur dan Aisya.
Aku tidak merasakan adanya getaran pada waktu pemunculan tokoh Aisya (Rianti Cartwright) beda ketika pemunculan tokoh Maria (Clarissa Putri).

Entah kenapa aku jadi terpaku pada tokoh maria. sepanjang film aku selalu menantikan kemunculanya..

Diawal2 cerita, alurnya berjalan begitu datar. Soalnya udah ketebak jalan ceritanya (Soalnya udah baca Novelnya :D)
Cerita pembuka tentang kehidupan Fahri dan tokoh2 pendukungnya.

Di pembuka film ini juga ada beberapa pelajaran berharga terutama untuk aku dan semua anak2 muda zaman sekarang.
Ada satu scene yang menggambarkan dimana islam itu melarang bersentuhan lain jenis yang bukan muhrim dan melarang pacaran dan menyegerakan menikah.


Walau tidak digambarkan secara detail seperti di Novelnya, Alhamdulillah di filmnya berhasil digambarkan inti dari jalan ceritanya.
Cerita kedekatan Maria dengan Fahri dan temen2nya, Thalaqi-nya Fahri dengan Syeh Ustman, Fahri yang dikejar2 oleh Nurul dan Mahasiswi Al-Azhar dari Indonesia, Penderitaan yang dialami Noura dan pertemuan Fahri dengan Aisya.
Cerita mulai ada konflik ketika Fahri memutuskan menikah dengan Aisya.
Pada scene pernikahan ini aku ingat, ada cerita yang menurutku menarik yang ada di Novelnya tapi tidak diperlihatkan di Filmnya.
Di bukunya disebutkan kalo pada waktu awal proses ta'aruf, Fahri tidak melihat wajah dari Aisya tetapi hanya dikasih album foto yang isinya Foto2 Aisya.
Fahri tidak melihat album foto yang dikasihkan pihak Aisya ke Fahri, karena Fahri yakin kalo wanita yang direkomendasikan syeh utsman insyaallah akan jodohnya.
Sampai akhirnya pas waktu khitbah,Fahri baru sadar kalo wanita yang akan dia khtbah adalah wanita yang selama ini udah dia kenal. Fahri akhirnya melihat wajah Aisya yang disitu digambarkan bisa membuat Fahri tersihir akan kecantikanya.
Sayang sekali rangkaian cerita ini tidak ditampilkan di Filmnya.

Dari scene ini, aku mulai bisa menikamati dan tertarik dengan detail alur secara keseluruhan. Aku mulai tertarik dengan kisah Kebahagiaan Fahri yang menikahi Aisya dan kesedihan Maria dan Nurul yang cintanya ngga' berbalas.
Lagi2 aku mulai terharu dengan kondisi Maria.Apa karena terlalu subject Oriented ya??. Dari kisah itu aku merasakan betapa sucinya cinta seorang Maria terhadap seorang Fahri.
Cinta yang begitu tulus, rasa cinta yang tumbuh karena inner charmingnya. Bukan karena fisiknya, Hartanya atau karena keyakinanya.
Aku terharu dan ketika melihat nurul yang menangis di kamarnya sambil membuka jilbabnya dan meremas foto fahri.
Aku juga terharu dengan sikap Maria yang ngga' jauh beda ama Nurul. Tapi kembali lagi, aku begitu tersentuh dengan kesedihan Maria, yang nangis dikamarnya.
Rasa sedih dan kecewanya begitu terlihat, sampai2 tulisan ini dibuat aku masing terbayang2 Maria yang pake Jilbab merah kemudian mengirimkan keranjang ke flatnya Fahri, dengan tatapan kosong dan perasaan sedih yang teramat dalam.

Kehidupan pernikahan Fahri dan Maria mulai diangkat di permukaan. Kebahagiaan Aisya dengan Fahri, Juteknya Maria ketika bertemu Aisya dan Kekonyolan yang perlihatkan Nurul ketika bertemu Aisya.
Dalam hati kecilku mulai merasakan sesuatu yang bertentangan. Perasaan bangga karena memperoleh istri yang cantik dan perasaan menyalahkan Maria dan Nurul karena selama ini mereka tidak memberi isyarat sama Fahri kalau mereka sebetulnya cinta ama Fahri.
Tapi dibalik "kebanggaan" cowok diatas, aku juga merasakan gimana sakitnya ditinggalkan oleh seseorang yang kita cintai...

Inti cerita dimulai lagi, ketika Fahri ditangkap oleh Polisi Mesir karena dituduh memperkosa Noura.
Pada scene ini, aku ngga' begitu tertarik karena detailnya udah digambarkan lewat buku dan selama adegan penahanan dan persidangan tidak ada adegan yang berkesan.
Yang membuat aku terkesan justru nasehat2 yang diberikan temen satu selnya Fahri yang lusuh dan kumal.
Diantara nasehatnya yang masih aku ingat adalah kata kata "Tuhan sedang berbicara dengan kamu Fahri, Instropeksilah..kamu sombong dan merasa sempurna"
"Tuhan itu bukan untuk orang baik saja, tetapi juga ada buat orang jahat"
"Sabar dan Ikhlas"
Ketiga kalimat itulah yang membuatku tertegun dan merenung untuk sementara waktu.
Ada juga adegan Fahri yang susah sholat karena dia terus menangis karena tidak kuat menahan kesedihan. (Aku jadi malu sendiri..)
Kegigihan dari Aisya dalam mencari pembelaan untuk suaminya tidak membuatku terkagum2. Biasa aja. Entah kenapa dari awal sampai akhir, aku ngga' begitu tertarik dengan sosok Aisya
Yang ada dipikiranku hanya Maria, Maria dan maria..
Pelajaran yang didapat dari scene ini adalah larangan Fahri untuk tidak melakukan rishwah atau penyuapan untuk membebaskan Fahri.
Cukup dengan kata2 bijak. Kita tidak hidup di dunia aja. Ada kehidupan sesudah di dunia.

Ada satu scene yang membuat semua penonton jadi melow, termasuk aku..yaitu ketika ibunya Fahri menelpon Aisya. Ibunya tahu musibah yang menimpa Fahri dan beliau meminta Aisya untuk tidak meninggalkan Fahri.. So sad.

Cerita dilanjutkan dengan konflik persidangan Fahri atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. dengan diselingi kegigihan dan usaha Aisya untuk menyelamatkan sang suami.
Ada sebuah scene ketika Aisya mulai cemburu dengan Fahri. Sedikit demi sedikit, Aisya mulai mengetahui kalo ternyata Fahri dicintai banyak wanita, mulai dari Nurul, Maria dan Noura.
Cerita akhirnya berlanjut ketika Maria disebutkan menjadi saksi kunci atas kasus Fahri. Aisya mulai mencari Maria dan akhirnya dia menemukan Maria.
Aisya menemukan Maria dalam keadaan koma karena usaha pembunuhan oleh ank buah Bahadur sebagai usaha untuk melenyapkan saksi kunci.
Dari cerita orang tuanya dan diary Maria, akhirnya Aisya tahu kalo Maria ternyata memendam rasa cinta yang dalam terhadap Fahri. Aisya merasakan adanya cinta yang tulus dan murni dari seorang Aisya.

Cerita kemudian dilanjutkan dengan konflik dimana Maria menjadi satu2nya saksi yang dapat menyelamatkan Fahri dari tuduhan pemerkosaan.
Aku mulai terfokus dengan kondisi Maria yang masih koma.
Agar bisa menjadi saksi di Pengadilan, maka Maria harus sadar dari komanya. Maria sudah mengalami depresi yang berat. Menurut dokter, hanya Fahri yang bisa menyembuhkan Maria.
Di scene ini ada adegan yang membuatku teringat2 atas kisah antara Fahri dan Maria. Sebagai terapi thd Maria, Fahri disuruh merekam suaranya yang kemudian diperdengarkan ke Maria.
Pada scene rekaman suara itu, Fahri bercerita tentang kisahnya dengan Maria. Mulai dari pertemuan pertamanya, kehidupan sehari2 yang mereka jalani, dan kisah ketika Maria menghapalkan surat maryam,
Aku seneng banget dengan adegan maria yang menghafalkan Surat Maryam walaupun cuma tiga ayat..
Rekaman tersebut tetap tidak bisa membuat Maria sembuh.
Akhirnya, atas rekomendasi dokter, Fahri disuruh menemui Maria.

Tibalah scene dimana Fahri menemui Maria dan Aisya menyuruh Fahri menikahi Maria.
Walaupun awalnya ngga' mau, tetapi akhirnya Fahri bersedia menikahi Maria setelah dibujuk oleh istrinya sendiri, Aisya.
"Demi kebahagiaan kita semua, termasuk bayi kita"... hiks..hiks.. So sad..

Aku mulai terbawa dengan emosi yang ada di scene tersebut.
Ketika Maria mulai membuka matanya
Ketika Ibunya Maria gembira karena ada secercah harapan buat putrinya.
Ketika Aisya merasa dilema antara ikhlas dan sedih karena harus merelakan suaminya menikahi wanita lain.

Dari scene itu, aku juga merasa bahagia sebagaimana Maria menemukan kebahagiaanya karena bisa mendapatkan orang yang dia cintai walaupun harus berbagi dengan wanita lain.
Sayang sekali aku ngga' bisa menangkap perasaan Fahri saat itu, saat Fahri mengucapkan Cinta pada Maria. Apakah ucapan Fahri itu serius dalam hatinya atau untuk menyenangkan hati Maria.
Aku sendiri berangan2 betawa bahagianya aku jika jadi Fahri, akhirnya bisa mengatakan cinta kepada Maria. Cinta yang selama ini dia pendam jauh sebelum dia bertemu Aisya.
Aku juga merasa terharu dengan tangisan Aisya di luar kamar Rumah sakit, ketika Fahri mengucapkan kepada Maria bahwa Fahri Mencintai Maria dan tidak akan meninggalkanya lagi.

Akhirnya klimaks pertama terjadi. Maria menjadi saksi di pengadilan yang akhirnya membebaskan Fahri dari semua tuduhan.

Kalo ngikutin novel, seharusnya cerita sampai disini aja. Tetapi kang Hanung berusaha membuat klimaks kedua dengan menambah cerita tentang kehidupan poligami antara Fahri, Aisya dan Maria.
Second klimaks ini berusaha menggambarkan tentang suka dukanya Poligami. Esensi yang ada dikemas dengan cara yang menurutku bagus, menarik dan fair.
Kecemburuan, kasih sayang, kekecewaan, keihlasan dan kegalauan ditunjukkan dalam cerita ini.
Ada beberapa nilai atau nasehat yang diambil dari cerita ini, terutama yang berhubungan dengan poligami, Yaitu Poligami itu sah tapi susah.

Cerita Suka duka poligami diawali dengan Dukanya sampai akhirnya ketiganya saling menemukan keihlasan dan semua berubah menjadi suka.

Baru saja suka dimulai, cerita duka kembali muncul di detik2 menjelang klimaks kedua.
Puncak emosi penonton (termasuk aku juga) mulai terlihat di cerita yang satu ini.
Jantung maria ternyata telah kronis peluangnya kecil untuk hidup.
Pada detik2 terakhir...Maria mengajak untuk sholat jamaah bareng



Read more.....